Kisah Roman Abadi dari Candi Plaosan
Jalan Plaosan, Bugisan, Prambanan, Klaten
Jam Buka: 08.00 – 17.00 WIB
Tiket Masuk:
Gratis
Komplek Candi Plaosan terdiri dari Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Pada Candi Plaosan Lor terdapat dua candi yang sering disebut sebagai candi kembar. Konon asal-muasal dibangunnya Candi Plaosan ini adalah bukti cinta Rakai Pikatan, Sang Raja Mataram Kuno kepada sang istri, Pramudya Wardhani. Bukti cinta Sang Raja diabadikan dengan dibangunnya Candi Plaosan dengan corak Hindu-Buddha. Adanya corak Hindu-Budha pada bangunan candi dikarenakan Rakai Pikatan menganut agama Hindu, sedangkan sang istri adalah penganut agama Buddha. Pembangunan Candi Plaosan konon juga merupakan pembuktian Rakai Pikatan beserta istri kepada keluarga masing-masing yang semula tidak menyetujui hubungan mereka dikarenakan perbedaan keyakinan. Tak jarang banyak ditemukan relief-relief berbentuk pria dan wanita pada pahatan candi induk sebagai ungkapan perasaan cinta kedua insan.
Banyak mitos menyebutkan bahwa Candi Plaosan memiliki kekuatan cinta yang begitu besar dari pasangan Rakai Pikatan dengan Pramudya Wardhani. Sehingga dipercaya siapa saja pasangan yang datang ke candi ini akan beroleh kelanggengan. Konon Candi Plaosan juga dipercaya mendatangkan berkah bagi pasangan yang belum mempunyai keturunan dengan memohon dan melakukan ritual sebanyak 3 kali pada malam Jumat Kliwon atau malam Selasa Kliwon di candi ini.
Komplek Candi Plaosan
Candi Plaosan berada dekat dengan Candi Prambanan dan Candi Sewu. Dapat ditempuh 5 hingga 10 menit dengan kendaraan bermotor. Apabila kita datang dari arah Candi Prambanan atau dari arah selatan, pemandangan menyejukan akan terlihat di depan mata. Candi Plaosan seolah-olah menyembul dari tengah persawahan yang hijau.
Candi Plaosan sendiri terdiri dari 2 komplek candi, yakni Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Kedua candi hanya dipisahkan oleh jalan kecil dengan jarak kedua candi hanya 20 meter. Komplek Candi Plaosan Lor merupakan komplek percandian yang luas dengan dua candi induk. Kedua candi induk ini sering disebut candi kembar, karena bentuk candi yang mirip. Di pintu masuk candi induk terdapat dua archa Dwarapala ytang saling berhadapanan. Di dinding-dinding candi induk bagian selatan, terukir relief sosok pria yang konon sebagai gambaran kekaguman Pramudya Wardhani kepada Rakai Piktan. Sedangkan pada dinding candi induk bagian utara terukir sosok wanita yang merupakan gambaran kekaguman Rakai Pikatan terhadap istrinya.
Yang mengagumkan lagi pada Candi Plaosan Lor, candi induk dikelilingi oleh 174 candi perwara yang terdiri dari candi kecil dan sebagian besar bangunan perwara berbentuk stupa. Hal ini menggambarkan perpaduan akulturasi agama Hindu dan Buddha yang menakjubkan. Corak Buddha masih terlihat lagi pada sisi utara candi induk. Di bagian utara ini dijumpai selasar yang berisi berbagai archa buddhis. Biasanya bangunan ini disebut Mandapa.
Kekhasan dari Candi Plaosan ini adalah permukaan teras candi yang halus. Konon permukaan teras yang halus tersebut dikarenakan penggunaan bangunan candi pada masa itu digunakan untuk menyimpan teks-teks kanonik milik para pendeta Buddha. Dugaan lain yang muncul adalah teras tersebut digunakan sebagai wihara bagi para pendeta.
Akses Menuju Candi Plaosan
Jika kita dari arah Jogja, kita arahkan langkah menuju Jalan Solo ke arah Kecamatan Prambanan. Sampai di Kecamatan Prambanan, kita akan menemukan lampu merah yang ketiga (sebelah Timur Kantor Pos). Selanjutnya belok kiri menuju Manisrenggo Klaten. Selanjutnya ikuti jalan tersebut sampai perempatan yang sebelah kiri terdapat Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Kemudian belok ke kanan dan arahkan pandangan ke arah Timur. Di sana Candi Plaosan telah berdiri megah menanti kedatangan kita.