Candi Mendhut

Singgasana Arca Buddha Raaksasa

Jalan Magelang, Sumberrejo, Mendut, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah 56501
Jam Buka: Setiap hari 06:00 – 17:00 WIB
Telepon: (0274) 788564

mendut
mendut-7
mendut_java_indonesia_candi-mendut-02
relief-09-relief-mendut
p_20150714_114456_1_p
Tiket:
Rp 1.800 (Domestik)
Rp. 3.300 (WNA)

Sekilas Tentang Candi Mendhut

Candi Mendhut merupakan candi terbesar kedua setelah candi Borobudur di daerah Kedu. Candi ini terletak di Jalan Mayor Kusen, Munkid Magelang. Candi Mendhut merupakan candi Buddha yang terletak hanya sekitar 3 kilometer dari Candi Prambanan. Candi Mendhut merupakan bagian dari komplek candi sewu yang terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Kompleks candi Sewu adalah kumpulan candi Buddha terbesar di kawasan sekitar Prambanan, dengan bentang ukuran lahan 185 meter utara-selatan dan 165 meter timur-barat. Pintu masuk kompleks dapat ditemukan di keempat penjuru mata angin, tetapi mencermati susunan bangunannya, diketahui pintu utama terletak di sisi timur. Pada bulan Mei 2006 terjadi gempa yang cukup besar dan merusak struktur bangunan candi Mendhut. Kerusakan yang ditimbulkan cukup membuat candi berantakan. Kemudian pemerintah memasang kerangka besi untuk memperkokoh dan memperbaiki struktur candi yang rusak.

Sejarah Candi Mendhut

Candi Mendhut merupakan Candi bercorak Buddha yang didirikan pada masa pemerintahan Raja indra dari dinasti Syailendra. Sejarah dari Candi mendhut diketahui dari tulisan yang terdapat pada prasasti Karangtengah yang berangka tahun 824 Masehi. dalam prasasti tersebut disebutkan bahwa Raja Indra telah membuat bangunan suci bernama wenuwana. Oleh ahli arkeolog Belanda yang bernama J.G. de Casparis kemudian kata wenuwana yang berarti hutan bambu dihubungkan menjadi Candi mendhut.

Candi Mendhut pertama kali ditemukan pada tahun 1836. Pada saat ditemukan, seluruh bangunan candi terlihat kecuali bagian atapnya. Kemudan, pemerintah Hindia-Belanda melakukan upaya pemugaran pada tahun 1897-1904. Dari pemugaran tersebut, hasil yang dicapai cukup memuaskan, bagian kaki dan tubuh candi dapat dikonstruksi. Kemudian pada tahun 1908 kembali dilakukan pemugaran yang dipimpin oleh Van erp dan berhasil menyempurnakan bentuk atap dari candi Mendhut. Selai itu, stupa yang sudah tidak pada tempatnya bisa kembali di dipasang.

Arsiteksur Candi Mendhut

Candi Mendhut sendiri merupakan sebuah bangunan yang dibuat dari batu bata dan dilapisi oleh batu alam dan dibuat didalam basement yang cukup tinggi. Karena bangunan dibuat ditempat yang tinggi, menjadikan bangunan ini nampak lebih tinggi dan kokoh. Candi Mendhut mempunyai sekitar 48 buah stupa kecil yang mengelilingi candi. Bangunan candi ini mempuyai tinggi 26, 4 meter. di dalam candi, terdapat berbagai hiasan ukir yang berselang – seling. Ukiran tersebut merupakan bentuk dari mahluk – mahluk kahyangan seperti dewatagandarwa dan apsara atau bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda. Selain ukiran mahluk kahyangan, juga ada relief yang menceritakan cerita Pancatantra dan jataka di kedua tepi tangga. Selain relief, di beberapa tempat di sepanjang dinding luar langkan terdapat jaladwara atau saluran untuk membuang air dari selasar. Jaladwara terdapat di kebanyakan candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, seperti di Candi Barabudhur, Candi Banyuniba, Candi Prambanan dan di Situs Ratu Boko.

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *