Monumen Jogja Kembali

Singgasana Arca Buddha Raaksasa

Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55284
Jam Buka: Selasa – Minggu 08:00 – 16:00 WIB
Telepon: (0274) 868239

monumen-jogja-kembali4
2014-07-02-13-53
17498540
jogja2
monjali-5-1024x768
Tiket:
Rp 10.000

Monumen Jogja Kembali merupaka sebuah museum yang menjadi jejak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan NKRI. Museum yang berada di kota Yogyakarta ini dikelola oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata secara langsung.

Arsitektur Monume Jogja Kembali

Monumen Jogja Kembali (MONJALI) mempunyai arsitektur yang bisa dibilang unik. Bangunan dari monumen ini berbentuk kerucut  yang terdiri dari 3 lantai. Di dalam monumen tersebut, terdapat sebuah ruangan khusus yang berfungsi sebagai perpustakaan serta ruang serbaguna. Monumen Jogja kembali merupakan jejak sejarah dari perjuangan bangsa indonesia, khususnya perjuangan dalam melawan tentara Belanda di Yogyakarta. Dalam pintu monumen, tertulis sejumlah 422 nama pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan selama tanggal 19 desember 1948 sampai 29 Juni 1949.

Interior Monumen Jogja Kwmbali dibuat dan ditata rapi, sehingga memudahkan pengunjung untuk melihat dan menyaksikan jejak perjuangan para pahlawan terdahulu. Dari 4 lantai di monumen ini, lantai 1 digunakan sebagai tempat untuk menampilkan benda – benda koleksi seperti halnya realita, replika, foto, dokumen heraldika,  berbagai jenis senjata serta bentuk evokatif dapur umum dalam suasana perang kemerdekaan 1945-1949. Tidak hanya itu saja, bahkan tandu dan dokar yang pernah digunakan oleh Jenderal Soedirman juga tersimpan rapi di monumen ini.

Sejarah Monumen Jogja Kembali

Monumen Jogja kembali dibuat pada tanggal 29 Juni 1985 dan diresmikan langsung oleh sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku alam VIII dengan menanam kepala kerbau serta peletakan batu. Monumen ini dibuat dengan tujuan untuk mengenang perjuangan para pahlawan, terlebih lagi untuk mengenang sejarah kekalahan tentara Belanda yang ditarik dari ibukota RI yang pada waktu itu di Yogyakarta. Dengan ditariknya tentara Belanda dari Yogyakarta, merupakan tanda awal kebebasan RI dari kekuasaaan Belanda.

Ditariknya tentara Belanda ari Yogyakarta diawali oleh serangan pasukan TNI dibawah komando Letkol Soeharto, Komandan Brigade 10 daerah Wehrkreise III. Serangan tersebut sengaja dilakukan saat tentara Belanda sedang lengah. Serangan tersebut  digagas dan disetujui oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX . Tentara Belanda mulai melemah sejak adanya agresi militer II dimana tentara – tentara Belanda disebar di pos – pos kecil .

Perjuangan para pahlawan tersebut dilakukan dalma waktu kurang lebih 6 jam dan berhasil memukul mundur para tentara Belanda serta memaksa meraka nagkat kaki saat itu juga. Strategi yang digunakan oleh TNI saat itu sangatlah matang, dimana semua pasukan TNI menarik diri dari pusat kota tepat pada puykul 12:00 sebelum  bantuan dari tentara Belanda datang.

Serangan yang berhasil mempermalukan dan mengalahkan tentara Belanda tersebut dikenal sebagai serangan 1 Maret. Dengan berhasilanya seranga tersebut, RI membuktikan bahwa TNI mampu dan bisa untuk melawan tentara Belanda.  Alsan utama dari serangan 1 Maret tersebut dipicu dari tertangkap dan diasingkanya Bunga Karno dan Bung Hatta ke Sumatera, sehingga pemerintah Belanda memunculkan propaganda kepada masyarakat bahwa Republik Indonesia sudah tiak ada. Kekalahan tentara Belanda di RI tersebut kemudian disebarkan ke Wonosari yang selanjutnya diteruskna ke Bukit Tinggi, Birma, New Delhi dan terakhir kantor pusat PBB di New York.

Mendengar kabar tersebut, PB menganggap RI telah merdeka sehingga memaksa diadakanya Komisi Tiga Negara (KTN)  pada tanggal 7 Mei 1949 yang menghasilkan perjanjian Roem Royen dan berisi agar Belanda segera menarik tentaranya ari RI serta memulangkan Presiden dan wakil Presiden RI. Serangan 1 Maret tersebut yang kemudian mengantarka RI pada kemerdekaanya diamana pada tanggal 27 Desember 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *